Petilasan Sunan Gunung Jati

Hidup dari 1448 M hingga 1568 M, Sunan Gunung Jati mempunyai nama lain Syarif Hidayatullah dan lahir di Makkah. Menuntut ilmu dari masa mudanya, Sunan Gunung Jati memutuskan untuk menyebarkan ilmunya dan berlabuh di Pulau Jawa pada 1470 M. Salah satu daerah khusus di mana meneybarkan Islam adalah daerah Cirebon yang dulunya bernama Keraton Pakungwati.

Datang bersama ibunya, Ia mendapatkan sambutan baik oleh pangeran Cakra Buana. Setelah mengislamkan masyarakat Caruban, secara masif, Sunan Gunung Jati berkelana ke berbagai daerah seperti Majalengka, Kuningan, Kawali, Sunda Kelapa hingga Banten. Saat Ia di Banten, Ia menikahi Nyai Kawunganten yang merupakan adik dari Bupati Banten. Karena pernikahan itu, banyak keluarga dan masyarakat mulai menerima agama Islam.

Wisata makam Sunan Gunung Jati terletak 100 meter dari Jl. Sunan Gunung Jati dan kira-kira 6 km dari pusat kota Cirebon. Lokasi dapat diakses melalui kendaraan umum seperti becak atau angkot, dengan tujuan pertigaan Krucuk. Setelah tiba di Krucuk, perjalanan harus dilanjutkan lagi menuju Indramayu. Makam wisata juga mudah diakses dengan adanya shuttle bus yang menuju Cirebon.

Makam ini mempunyai lahan seluas 5 hektar dan memuat sekitar 500 makam. Selain makam Sunan Gunung Jati, terdapat makam Putri Ong Tien Nio atau Nyi Ratu Rara Semanding yang merupakan istri Sunan Gunung Jati keturunan Tiongkok. Dinding bangunan makam dihiasi keramik yang berumur ratusan tahun, memberikan nuansa arsitektur khas Jawa, Tiongkok dan Arab. Daya tarik lain dari makam ini adalah ukiran kaligrafi indah yang melukis luaran makam.

Kontak:

Call Center  Jalan Alun-alun Ciledug Nomor 53, Kelurahan Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat 

Daftar Produk / Jasa Layanan / Kegiatan

Brosur & Katalog

Brosur / katalog belum tersedia.

Video Profil

Video belum tersedia.

Location for : Listing Title