Petilasan Sunan Kudus

Sebelum menjadi seorang Sunan Kudus, Ia dikenal sebagai Raden Amir Haji yang menikahi Dewi Siti Rahil binti Sunan Bonang. Hubungan Raden Amir Haji yang erat dengan Sunan Ampel mengangkatnya menjadi seorang Wali Songo yang bergelar Syekh Ja’far Shidiq atau Sunan Kudus.

Ia banyak berilmu pada Sunan Kalijaga. Setelah itu, Ia merantau ke berbagai daerah di Jawa Tengah, tepatnya Sragen, Simo dan Gunung Kidul. Mirip dengan pendekatan Sunan Kalijaga, Ia menyebarkan agama Islam dengan membangun toleransi pada kebiasaan dan budaya lokal. Beberapa pilar yang Ia terapkan dalam menyiarkan agama Islam adalah tidak melakukan konfrontasi secara langsung pada masyarakat dan membiarkan adat yang memang sulit diubah.

Walau memiliki keahlian dalam ilmu fikih, taufir dan hadits, Ia juga mengajarkan berbagai ilmu lainnya seperti teknologi pertukangan, kerajinan emas hingga pembuatan keris. Karena itu, Ia sering mendapat julukan waliyul ilmu atau seseorang yang memiliki segudang ilmu.

Sunan Kudus wafat pada 1550 M dan makamnya terletak tepat di belakang Masjid Al-Aqsha di Menara Kudus, Desa Kauman, Kecamatan Kota. Menurut cerita warga sekitar, pada sebelah barat masjid atau mushola peninggalan seorang Wali pasti terdapat komplek pemakaman tua. Pada pemakaman tua ini terdapat makam dari keluarga atau pun santri seorang Wali. Hal ini dapat terlihat juga di makam Sunan Muria dan Sunan Kedu.

Selain itu, Masjid Al-Aqsha yang dibangun oleh Sunan Kudus pada 1549 M memiliki arsitektur bernuansa Islam-Hindu-Buddha yang merupakan gambaran dari toleransi antar agama pada masa lampau. Bangunan yang memesona dan megah membuat banyak peziarah turut menikmati keindahan masjid Al-Aqsha.

Kontak:

Disbudpar Kudus  Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 

Daftar Produk / Jasa Layanan / Kegiatan

Brosur & Katalog

Brosur / katalog belum tersedia.

Video Profil

Video belum tersedia.

Location for : Listing Title