13

Profile


Desainer Interior dan CEO dari DESIGN by TANI. Mengenyam pendidikan Civil Engineering di Orange Coast College, AS. Mulai menjajaki Italia pada tahun 2017 dan tepat pada 2018, Chris memulai pendidikannya di Istituto Marangoni Milano, Italia. Sebagai desainer interior, dia tak hanya ingin menampilkan kecantikan yang sedap dipandang mata, Chris juga ingin menciptakan suasana yang membantu manusia di dalamnya.

CV Pelangi Indonesia telah berdiri sejak tahun 2012, yang memproduksi kerajinan berbasis limbah kain perca dari berbagai kain nusantara seperti batik, tenun, songket, dan lurik. Usaha ini dikem- bangan atas dasar model bisnis sociopreneur oleh pendiri, Endahing Noor Suryanti, dimana produknya kebanyakan dikerjakan secara berkelompok oleh perempuan-perempuan marjinal. Berbagai peng- hargaan baik di dalam maupun luar negeri pun telah diraih, seperti Paramakarya Award oleh Presiden Jokowi di tahun 2015. Produk un- ggulannya antara lain adalah sarung bantal, tas wanita, pouch serta table runner. Selaras dengan visi dan misi dari usaha, produk-produk yang dihasilkan memang memiliki kualitas tinggi dimana sudah di ekspor ke berbagai negara.




Frenky Tanaya DESIGNER

Bidang keilmuan yang pernah diselesaikan oleh Frenky Tanaya adalah Arsitektur dan Teknik Lingkungan. Frenky Tanaya adalah dosen Program Studi Desain Interior Universitas Kristen Petra dengan profesi utamanya sebagai pengusaha (owner Woodstock Interior Furniture, Surabaya) dan juga Asesor Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi. Frenky Tanaya juga aktif sebagai anggota Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Jawa Timur yang pernah dipercaya sebagai Koordinator Bidang Program dan juga Bidang Eksternal.

Winarsih telah menggeluti dunia kerajinan tangan dekorasi rumah berbahan dasar material natural sejak tahun 2015. Tujuan didi- rikannya usaha ini adalah agar para wanita dapat tetap memiliki penghasilan walaupun tidak dengan meninggalkan rumah. Produk yang dihasilkan antara lain adalah karpet, keranjang, kursi, meja, dan rak serbaguna.

Material yang digunakan kebanyakan berasal dari tanaman eceng gondok, rotan, serta berbagai kain seperti kain goni dan kain blacu dan seluruhnya dikerjakan secara manual 100%. Salah satu pameran yang telah diikuti adalah Handarty Korea di Korea Selatan (2020) dan Inacraft (2018-2019). Selain itu, usaha ini juga pernah memenangkan juara 1 UKM kreatif se-kabupaten pada tahun 2016.




Janet Rine Teowarang FASHION DESIGNER

Janet Rine Teowarang adalah seorang Fashion Designer yang terseleksi menjadi salah seorang penerima Australian Alumni Grant Scheme untuk membuat sebuah proyek perubahan. Dengan terus menyebarkan konsep sustainability dalam industri fashion, ia melanjutkan proyeknya yang dibuat pada 2019–2020. Yakni, memberikan pelatihan kepada perajin batik Pasuruan.

Produk utama yang ditawarkan KaIND adalah kain dan selendang berbahan dasar sutera, dengan proses pengerjaan tenun manual (ATBM). Sebagai usaha yang ramah lingkungan, digunakannya pe- warna alam terdekat, yang dapat ditemukan di sekitar area work- shop atau tempat produksi KaIND. Tenun sutera batiknya memberi kenyamanan bagi penggunanya karena bahannya yang berkualitas tinggi.

Dengan banyaknya pilihan motif, KaIND dapat memenuhi keinginan berbagai usia, baik orang dewasa, anak muda maupun anak-anak. Contohnya ada motif daun dan biji kopi, bunga sedap malam, daun nilam, dll. Kebanyakan motifnya memang terinspirasi oleh tumbuh-tumbuhan. Melihat semakin berkurangnya pengrajin tenun tangan, KaIND didirikan untuk meningkatkan kembali budaya yang sudah semakin langka tersebut.




Thomas Ari Kristanto adalah dosen dari Departemen Desain Interior, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Thomas merupakan Pembina dari Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) cabang Jawa Timur dan juga sebagai Juru Rencana Prinsip Friyanggita Rumah Desain Surabaya.

Canthink Lamp yang didirikan oleh Nanang Setyawan pada tahun 2012 di Malang, Jawa Timur mengedepankan usaha kerajinan tangan yang terbuat dari kayu. Banyaknya limbah kayu jati yang sudah ter- kenal memiliki kualitas yang baik dan kuat membuat pemilik ingin memanfaatkannya dengan baik. Keseluruhan bahan baku tentunya didapatkan secara lokal. Produk yang dihasilkan memiliki desain unik dengan kayu-kayu jati yang diukir dan ditata dengan sedemiki- an rupa sehingga menjadi ciri khas yang tersendiri. Produk yang pal- ing banyak diminati adalah kursi (stool) dan lampu hias. Kursi yang beraneka ragam ukurannya memiliki multifungsi tidak hanya sebagai tempat duduk tetapi juga sebagai dekorasi rumah yang menarik.




Pemilik brand “Digo Design” yang merupakan 1st Winner of the Fashion Design Competition yang diselenggarakan oleh Plaza Senayan Palm Award. Digo mendapatkan kesempatan untuk belajar di Istituo Marangoni sebagai hadiah magang dari Lomba Perancang Aksesori 2015 tersebut.

heySTARTIC

SURABAYA

Ernie S Hartono memulai UKM HeyStartic pada tahun 2016. Diproduksinya berbagai aksesoris yang merespon kebutuhan sehari-hari masyarakat contohnya tas, dompet, koper, sepatu, dan pernak-pernik mode lainnya. Perbedaannya antara UKM HeyStartic dengan usaha sejenis lainnya adalah pada material yang digunakan. Bahan yang dipilihnya selalu ramah lingkungan, dan sebagian merupakan mate- rial daur ulang. Melalui pemberdayaan masyarakat di Surabaya, Sido- arjo dan Gresik, UKM HeyStartic menjadi inovator di bidang produksi aksesoris.

Bisnis ini menyediakan jasa pelatihan yang terbuka untuk umum, sehingga ilmunya dapat disebarkan ke masyarakat secara luas. Sering kali, UKM HeyStartic bekerjasama dengan mitra perajin, aktivis, seniman, dan pelaku bisnis lainnya. Kepercayaan pelanggan terhadap bisnis ini terbukti dari bagaimana mereka terbiasa memesan barang dalam jumlah banyak. Contohnya untuk keperluan souvenir seminar, atau untuk membuat instalasi seni.




Susan Budiharjo dikenal luas sebagai salah satu generasi perancang busana senior di Indonesia, dan semangatnya pada dunia fashion telah mengantarkannya untuk mendirikan Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budiharjo pada tahun 1980. Sejak saat itu, sekolah tersebut telah melahirkan banyak desainer muda berbakat seperti Sebastian Gunawan, Eddy Betty, Andrian Gan, Irsan, Didi Budiarjo, Denny Wirawan dan masih banyak lagi. Dunia fashion berkembang dengan pesat, oleh karena itu misi Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budiharjo adalah mempersiapkan generasi baru untuk menorehkan prestasi di dunia fashion baik nasional maupun global

Prabulinggih merupakan industri rumahan batik buatan tangan, batik tulis maupun cap yang menggabungkan semua teknik staining dan pewarnaan dengan menggunakan remasol, napthol, indigoshol dan berbagai pewarna alami




Merupakan perkumpulan pemerhati fashion dengan kantor pusat di Jakarta, dan secara rutin mengadakan event Fashion Week setiap tahunnya di beberapa kota, antara lain Jakarta, Yogyakarta dan Malang. Indonesian Fashion Chamber (IFC) dibentuk dengan tujuan memfasilitasi desainer dan pengusaha bidang mode, untuk memperkuat fondasi demi kemajuan industri mode secara nasional dan internasional. IFC juga menjadi partner pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat (inspirasi) mode dunia.

Bertumpu pada strategi penguatan branding dan inovasi, IFC bersinergi dengan Badan Ekonomi Kreatif , Kementerian Perindustrian , Kementerian Perdagangan ,Kementerian Koperasi & Usaha Kecil Menengah, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan.

BLIMBING adalah industri rumahan yang didirikan pada 2020. Awalnya, Blimbing menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pemberdayaan bagi kaum perempuan di lingkungannya untuk mempelajari dan mempraktikkan pembuatan batik tulis. Batik Blimbing mengambil tema Topeng Malangan, Tugu Malang, tumbuhan dan hewan yang dituangkan dalam bentuk seni dekoratif modern. Produk-produk batik yang ditawarkan berupabatik tulis, batik cap, atau kombinasi keduanya. Selain itu kain batik Blimbing juga memproduksi sepatu batik, tas batik, dan pakaian batik. Melalui produk-produknya, Blimbing berharap dapat melestarikan seni batik dan budaya Kota Malang