Collaborator
Profile
Collaborator
Profile
CV Pelangi Indonesia telah berdiri sejak tahun 2012, yang memproduksi kerajinan berbasis limbah kain perca dari berbagai kain nusantara seperti batik, tenun, songket, dan lurik. Usaha ini dikem- bangan atas dasar model bisnis sociopreneur oleh pendiri, Endahing Noor Suryanti, dimana produknya kebanyakan dikerjakan secara berkelompok oleh perempuan-perempuan marjinal. Berbagai peng- hargaan baik di dalam maupun luar negeri pun telah diraih, seperti Paramakarya Award oleh Presiden Jokowi di tahun 2015. Produk un- ggulannya antara lain adalah sarung bantal, tas wanita, pouch serta table runner. Selaras dengan visi dan misi dari usaha, produk-produk yang dihasilkan memang memiliki kualitas tinggi dimana sudah di ekspor ke berbagai negara.
Winarsih telah menggeluti dunia kerajinan tangan dekorasi rumah berbahan dasar material natural sejak tahun 2015. Tujuan didi- rikannya usaha ini adalah agar para wanita dapat tetap memiliki penghasilan walaupun tidak dengan meninggalkan rumah. Produk yang dihasilkan antara lain adalah karpet, keranjang, kursi, meja, dan rak serbaguna.
Material yang digunakan kebanyakan berasal dari tanaman eceng gondok, rotan, serta berbagai kain seperti kain goni dan kain blacu dan seluruhnya dikerjakan secara manual 100%. Salah satu pameran yang telah diikuti adalah Handarty Korea di Korea Selatan (2020) dan Inacraft (2018-2019). Selain itu, usaha ini juga pernah memenangkan juara 1 UKM kreatif se-kabupaten pada tahun 2016.
Produk utama yang ditawarkan KaIND adalah kain dan selendang berbahan dasar sutera, dengan proses pengerjaan tenun manual (ATBM). Sebagai usaha yang ramah lingkungan, digunakannya pe- warna alam terdekat, yang dapat ditemukan di sekitar area work- shop atau tempat produksi KaIND. Tenun sutera batiknya memberi kenyamanan bagi penggunanya karena bahannya yang berkualitas tinggi.
Dengan banyaknya pilihan motif, KaIND dapat memenuhi keinginan berbagai usia, baik orang dewasa, anak muda maupun anak-anak. Contohnya ada motif daun dan biji kopi, bunga sedap malam, daun nilam, dll. Kebanyakan motifnya memang terinspirasi oleh tumbuh-tumbuhan. Melihat semakin berkurangnya pengrajin tenun tangan, KaIND didirikan untuk meningkatkan kembali budaya yang sudah semakin langka tersebut.
Canthink Lamp yang didirikan oleh Nanang Setyawan pada tahun 2012 di Malang, Jawa Timur mengedepankan usaha kerajinan tangan yang terbuat dari kayu. Banyaknya limbah kayu jati yang sudah ter- kenal memiliki kualitas yang baik dan kuat membuat pemilik ingin memanfaatkannya dengan baik. Keseluruhan bahan baku tentunya didapatkan secara lokal. Produk yang dihasilkan memiliki desain unik dengan kayu-kayu jati yang diukir dan ditata dengan sedemiki- an rupa sehingga menjadi ciri khas yang tersendiri. Produk yang pal- ing banyak diminati adalah kursi (stool) dan lampu hias. Kursi yang beraneka ragam ukurannya memiliki multifungsi tidak hanya sebagai tempat duduk tetapi juga sebagai dekorasi rumah yang menarik.
Ernie S Hartono memulai UKM HeyStartic pada tahun 2016. Diproduksinya berbagai aksesoris yang merespon kebutuhan sehari-hari masyarakat contohnya tas, dompet, koper, sepatu, dan pernak-pernik mode lainnya. Perbedaannya antara UKM HeyStartic dengan usaha sejenis lainnya adalah pada material yang digunakan. Bahan yang dipilihnya selalu ramah lingkungan, dan sebagian merupakan mate- rial daur ulang. Melalui pemberdayaan masyarakat di Surabaya, Sido- arjo dan Gresik, UKM HeyStartic menjadi inovator di bidang produksi aksesoris.
Bisnis ini menyediakan jasa pelatihan yang terbuka untuk umum, sehingga ilmunya dapat disebarkan ke masyarakat secara luas. Sering kali, UKM HeyStartic bekerjasama dengan mitra perajin, aktivis, seniman, dan pelaku bisnis lainnya. Kepercayaan pelanggan terhadap bisnis ini terbukti dari bagaimana mereka terbiasa memesan barang dalam jumlah banyak. Contohnya untuk keperluan souvenir seminar, atau untuk membuat instalasi seni.
Prabulinggih merupakan industri rumahan batik buatan tangan, batik tulis maupun cap yang menggabungkan semua teknik staining dan pewarnaan dengan menggunakan remasol, napthol, indigoshol dan berbagai pewarna alami
BLIMBING adalah industri rumahan yang didirikan pada 2020. Awalnya, Blimbing menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pemberdayaan bagi kaum perempuan di lingkungannya untuk mempelajari dan mempraktikkan pembuatan batik tulis. Batik Blimbing mengambil tema Topeng Malangan, Tugu Malang, tumbuhan dan hewan yang dituangkan dalam bentuk seni dekoratif modern. Produk-produk batik yang ditawarkan berupabatik tulis, batik cap, atau kombinasi keduanya. Selain itu kain batik Blimbing juga memproduksi sepatu batik, tas batik, dan pakaian batik. Melalui produk-produknya, Blimbing berharap dapat melestarikan seni batik dan budaya Kota Malang